IBADAH PADANG GBI PERMATA, UJUNG MENTENG DAN DUTA PERMAI

IBADAH PADANG GBI PERMATA, UJUNG MENTENG DAN DUTA PERMAI
Dilaksanakan di Kebon Raya Bogor, hari sabtu tanggal 10 Juli 2010

WELCOME

Shalom,

Selamat membaca blog GBI PERMATA. Kiranya renungan firman di blog ini memberkati kita semua sehingga semakin dekat kepada Tuhan Yesus dan masuk dalam karya keselamatan yang Dia sudah sediakan bagi mereka yang percaya. Kami terbuka untuk setiap komentar. Tuhan Yesus memberkati.

GEMBALA JEMAAT

GEMBALA JEMAAT

SEJARAH GBI PERMATA, DUTA PERMAI & UJUNG MENTENG


Keberadaan dan perjalanan ketiga gereja ini, sejak pendirian sampai sekarang semata-mata karena anugerah dan tuntunan Tuhan. Keberadaan gereja ini bukanlah rencana dan kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan Yesus. Saya ingat benar satu kali Tuhan berkata: “..buat gereja disini …”

GBI PERMATA

Pendirian dari GBI Permata berawal dari perintah langsung yang saya dengar dari Tuhan. Ketika itu seorang anggota jemaat GBI Shalom yang bekerja di Taiwan meminta tolong saya menemani anaknya melihat rumah di Komplek Perumahan Permata Hijau Permai. Ketika akan kembali dari melihat rumah tersebut, tiba-tiba saya mendengar suara, “…buat gereja di sini”, pada awalnya saya tidak terlalu menghiraukan perintah itu, karena saya waktu itu sangat sibuk pelayanan baik sebagai pengkotbah keliling di salah satu gereja besar yang punya banyak cabang sehingga setiap hari minggu saya dijadwal berkotbah lebih dari lima kali, belum lagi sebagai Dosen di Institut Teologian dan Keguruan Indonesia dan Sekretaris Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia dan berbagai jabatan lainnya. Namun karena perintah itu saya dengar sampai tiga kali, akhirnya pada 1996 saya memutuskan untuk MELANGKAH DENGAN IMAN membeli kedua ruko yang sekarang menjadi gereja ini dengan cara mencicil.

Sebagian uang muka disumbang oleh Pdt. Jorry Tasik, sebagian lagi dari uang tabungan saya yang tidak seberapa, kemudian sisanya saya kredit (KPR Bank) selama 5 tahun dari uang yang saya dapatkan sebagai pengkotbah keliling, dan gaji saya sebagai pegawai negeri ketika itu serta berkat-berkat yang Tuhan berikan dengan cara yang ajaib.

Tahun 1998 adalah masa-masa yang sangat sulit karena krisis keuangan yang melanda dunia dan Indonesia sehingga bunga cicilan (KPR) melonjak sampai lima kali lipat, sempat membuat saya mengalami kesulitan untuk mencicil, tetapi Tuhan menolong dengan cara yang ajaib, waktu itu (akhir tahun 1998) saya berencana berangkat ke Israel sehingga sudah mulai membeli dolar sedikit semi sedikit, tetapi karena kurs dolar yang melonjak sangat tinggi keberangkatan ke Israel tidak jadi, dan dolar yang telah dibeli tersebut dijual kembali dan dibayarkan untuk mengurangi pokok pinjaman bank sehingga nilai cicican dapat dikurangi dan terhindar dari kredit macet,

Tuhan selalu punya cara untuk menolong. Bulan Agustus 1998 terjadi kerusuhan yang berdampak dengan penjarahan hampir semua ruko yang ada di Permata, kembali Tuhan menyatakan kuasanya dengan menggerakkan hati teman-teman (bukan seiman) menjaga kedua ruko ini sehingga bebas dari penjarahan dan pengrusakan, pada hal saat itu di ruko ini ada toko kaset yang menjual lagu-lagu rohani kristen. Kenyataan ini semakin menyadadarkan saya bahwa Tuhan telah memilih tempat ini menjadi baitNya, walaupun saat itu belum juga dibuat Ibadah ditempat ini, karena belum ada jemaat dan pengerja sama sekali, tetapi perintah Tuhan untuk buat gereja di tempat ini terus terngiang-ngiang di hati saya.

Akhirnya oleh karena dorongan Tuhan yang tidak tertahankan lagi saya dan saudari Romian serta Almarhum Pdt M Ch David bertekat akan memulai ibadah, kita pun mulai mendoakan dan merencanakan pelaksanaan ibadah tersebut, tiba-tiba setelah berkotbah di GBI Tiberias Cawang Kencana, Tuhan mempertemukan saya dengan Bapak Cecep dan Ibu Yayah, mereka memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa mereka tinggal di Permata, maka lansung saya tanya: “Mau nggak melayani bersama dengan saya di Permata, saya ada 2 ruko disana dan saya rindu memulai pelayanan, mereka mengatakan bersedia sehingga kitapun mempersiapakan segala sesuatunya bersama denga Ibu Yuli, dan sepakat untuk memulai ibadah.Ibadah perdana pun kita mulai bertepatan dengan minggu paskah tahun 2000, yang dihadiri beberapa orang.

Untuk membangun hubungan dengan masyarakat sekitar dan membantu pembiayaan operasional gereja serta kebutuhan pengerja saya membesarkan toko kaset di bagian depan, sedangkan dibagian belakang yang menghadap mesjid Ibu Yayah membuat Warung Bakso. Mengingat saya masih harus memcicil ruko jadi perlu cara untuk menciptakan pemasukan untuk biaya operasioal gereja dan kebutuhan pengerja full timer yang waktu itu ada 4 orang, puji Tuhan semuanya berjalan dengan baik.

Beberapa bulan setelah ibadah berlangsung, dalam Persekutuan Doa di daerah Blok M saya bertemu dengan Almarhum Pdt Paulus Tusin, beliau mengatakan ingin bergabung dengan gereja di Permata, maka Pdt Paulus dan keluarga pun bergabung dengan mempersembahkan beberapa perlengkapan gereja yang mereka miliki seperti kursi, mimbar. Ibadah di gereja mulai semarak mengingat Josua (anak Pdt Paulus Tusin) bisa bermain keybard, maka sayapun membelikan keyboard.

Setahun kemudian bergabung Pdt. Niko Sundah almarhum dan keluarga disertai beberapa jemaat dan juga mempersembahkan peralatan gereja, berupa keyboard dan speaker keyboard yang lebih baik sehingga Ibadah di gereja pun makin semarak dengan bertambahnya jiwa-jiwa dan pengerja.

Akhir Tahun 2002, saya bertemu dengan Ibu Kezia Ginting dan Ibu Magda di Sekolah Alkitab Tiberias, dan dalam percakapan tersebut mereka menyatakan kerinduan ingin melayani bersama di GBI Permata, saya katakan kalau Tuhan yang suruh, dengan senang hati kita melayani bersama, namun saya tegaskan kepada Ibu Kezia Ginting untuk lihat dulu, doakan dan kalau memang yakin Tuhan suruh, baru kita melayani bersama. Saya mengatakan demikian karena waktu-waktu sebelumnya sudah ada beberapa orang yang yang mengatakan ingin melayani bersama tetapi setelah melihat keadaan jemaat yang hanya sedikit dan lokasi yang sulit dijangkau, mereka mundur dengan teratur. Puji Tuhan rupanya setelah meninjau tempat, Ibu Kezia merasa di suruh Tuhan untuk elayani di Permata. Maka pada awal tahun 2003 kita pun mengadakan pertemuan dan perencanaan untuk pengembangan gereja ini, dan berkat kehadiran Ibu Kezia Ging dan Ibu Magda serta bantuan dari Ibu Kartini Ginting untuk dana operasional ibadah maka pada bulan Maret 2003 dimulailah ibadah umum yang kedua pada jam 10.00 pagi, yang sekaligus di koordinatori oleh Ibu Kezia Ginting, serta menjadi motor pengggerak perkembangan gereja selanjutnya.

GBI DUTA PERMAI

Pada bulan Maret 2003, saya bertemu dengan almarhum Bpk/Ibu Rolvi dan kawan-kawan, mereka menyatakan kerinduan untuk diajak melayani mengingat mereka telah keluar dari tempat pelayanan semula, awalnya saya tawarkan mengembangkan ibadah sore di Permata, namun karena beberapa diantara mereka tinggal agak jauh dari Permata, maka mereka menghendaki dibuka pelayanan di daerah Kalimalang. Dan berkat bantuan Pdt Yorry Tasik serta hasil menyewakan Truk milik saya kepada Ibu Sri Rejekinta Ginting maka dapat menyewa Toko buku Harvest Duta Permai untuk dapat digunakan sebagai tempat Ibadah. Ibadah pun dimulai pada minggu pertama bulan Mei 2003, puji Tuhan Ibadah berlangsung sampai sekarang.

Karena jemaat GBI Permata makin bertambah, maka pada tahun 2005 dimulai ibadah sore yang di koordinatori Bpk Trias/Ibu Sri Rejekinta Ginting, Ibadah terus terus berkembang sampai sekarang.

GBI UJUNG MENTENG

Pada bulan Maret 2008, Gereja-gereja di Permata mengalami hambatan yang sangat berat dari bebrapa anggota masyarakat yang tidak setuju dengan keberadaan gereja-gereja disna, sehingga mereka mendemo dan nyaris menutup semua gereja yang ada di Permata. Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka di rencanakan untuk pindah lokasi, setelah didoakan dan dipertimbangkan maka tempat yang dirasa cocok adalah Perkantoran Ujung Menteng. Maka dengan uang Misi yang telah dikumpulkan dan bantuan Pdt Yorry Tasik serta beberapa jemaat GBI Shalom maka dibelilah Ruko Ujung Meneteng untuk digunakan sebagai tempat ibadah, dengan persiapan yang sangat cepat maka pada hari peringatan kenaikan Tuhan Yesus tahun 2008, dimulailah ibadah GBI Ujung Menteng.

Dengan anugerah Tuhan, masalah di Permata terselesaikan, ibadah dapat terus berlanjut dan jemaat pun makin bertambah, kini GBI Permata telah ber usia 10 tahun, tempat sudah semakin sesak untuk beribadah terutama jika acara khusus, walaupun tiap hari minggu sudah dilaksanakan tiga (3) kali ibadah. Kemana kita harus melangkah selanjutnya? Tempat ini adalah tempat yang dipilih Tuhan dan oleh AnugerahNya kita ada di sini selama 10 tahun dan menjadi berkat untuk daerah ini, kita berdoa dan berusaha agar dapat memperluas tempat ini bagi kemuliaan Tuhan.

Kamis, 05 April 2012

BERSERAH ADALAH AWAL MUJIZAT

“....tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau,jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
 (Lukas 5:12-13)

Dari kutipan ayat diatas, apa yang meyembuhkan orang kusta tersebut? Imannya.. Iman seperti apa? Iman yang sepenuhnya bergantung, berserah kepada kehendak Tuhan semata. “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” - iman inilah yang menyembuhkannya, “jika Tuan mau.”
Dalam kehidupan ini banyak kali kita sudah berdoa, kita merasa sudah meminta dengan benar, kita sudah berpuasa, kita sudah bersyafaat, tapi kenapa keadaan kita tidak berubah? Sebanyak itu juga seringkali kita salah berdoa! Kita tidak meminta, kita tidak mengharap kemurahan Tuhan, tapi sangat sering kita memaksa Tuhan.
“Tuhan berkati aku, Tuhan sembuhkan aku, Tuhan beri aku pasangan hidup”.. Seringkali kita mengatur Tuhan, memaksa Tuhan, menjadikan Tuhan seperti apa yang kita ingini. Kita tidak bisa mengatur Tuhan, bukan iman yang sesuai keinginan kita yang jadi, tapi iman yang berserah, pasrah, sesuai kehendak Tuhan itulah yang jadi.
Jemaat Tuhan,  mulailah meminta dan berdoa seperti orang kusta itu; “Tuhan, bila Engkau mau...” Letakkan iman kita di tempat yang benar, di dalam kehendak-Nya, berserah penuh, harapkan yang terbaik.. Dan, dengarlah jawaban-Nya: “Aku mau..”

PEMBACAAN ALKITAB: Lukas 5:12-16
PERENUNGAN: Iman seperti apa yang bisa Anda pelajari dari orang kusta ini?
PENERAPAN: Sikap hati seperti apa yang akan Anda miliki saat datang dan
memohon pada Tuhan?

PENGAMPUNAN DAN PEMULIHAN


“Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.” (1Timotius 4:10)

Tahun 1991 Nelson Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Hal ini menjadi sangat fenomenal karena untuk pertama kalinya politik aphartheid (pembedaan ras dan warna kulit) dihapuskan dari perpolitikan Afsel. Semua menunggu sikap seperti apa yang akan diterapkan Mandela pada lawan-lawan politiknya yang telah memenjarakannya selama 27 tahun. Dan apa yang ditunjukan Mandela sangatlah berbeda dari sangkaan orang kebanyakan orang. Ia memilih mengampuni dan malah merangkul lawan-lawan politiknya atau warga kulit putih pada umumnya (yang dahulu memperlakukan ia dan rasnya dengan buruk) untuk bersama-sama melupakan kesalahan masa lalu dan membangun Afsel baru yang damai.
“Hari ini aku kembali menghirup udara bebas bukan untuk kembali ke penjara “kebencian”. ujar Nelson saat ditanya tentang kemungkinan untuk membalas lawan-lawan politiknya. Pengampunan ini membawa Afrika Selatan menjadi negara dengan kemajuan terbaik di sekitar kawasan itu. Afrika Selatan menjadi negara yang terhormat di dunia. Sungguh suatu teladan yang besar yang akhirnya memberikan pengaruh dan dampak yang luar bisa bagi rekonsiliasi di Afrika Selatan bahkan bagi dunia.
Jemaat Tuhan, demikian juga dengan kebangkitan Yesus dari kematian. Ia bangkit bukan untuk alasan penghukuman, tetapi karena kasih. Melalui kebangkitan-Nya Anda memiliki perdamaian dengan Allah yang memungkinkan Anda kembali memiliki hidup yang berkemenangan dalam Yesus. Kebangkitan-Nya juga seyogyanya menginspirasi terus kehidupan Anda untuk selalu memiliki pengharapan dan kekuatan untuk hidup bagi kehendak Allah. Selamat Paskah!

PEMBACAAN ALKITAB: Ibrani 10:8-10

PERENUNGAN: Korban seperti apakah yang Allah terima sebagai korban
persembahan yang berkenan?

PENERAPAN: Apakah yang dapat Anda lakukan setelah menjadi orang yang
menerima pengampunan Tuhan? Jadilah inspirasi bagi lingkungan sekitar.

KUNCI SUKSES

“Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali” (Matius 8:26)

Ir. Ciputra, siapa yang tak kenal Pak Cip demikian panggilan akrab Ciputra, pengusaha properti terkenal di Indonesia. Tapi tahukah anda dibalik kesuksesannya seperti sekarang, ia pernah mengalami masa-masa sulit di masa kecilnya, lahir dari keluarga yang bisa dibilang miskin namun kondisi itu tak menyurutkannya untuk mengubah nasibnya. Suatu ketika, saya berkesempatan untuk menghadiri seminar kewirausahaan dimana Pak Cip menjadi pembicaranya, tampil dengan kesederhanaan kedatangan Pak Cip disambut tepuk tangan para peserta seminar pada waktu itu. Di tengah usianya yang tidak lagi muda Pak Cip bicara bahwa ia ingin berbuat sesuatu bagi bangsa ini melalui pendidikan kewirausahaan yang digagasnya.
Ia berkata, “saya takut nanti Tuhan tanya kepada saya, apa yang sudah kamu perbuat selama ini ?”, karena alasan itulah Pak Cip mulai bergerak di bidang pendidikan, Sekolah Ciputra & Universitas Ciputra adalah bukti akan keseriusannya dalam membangun pendidikan kewirausahaan untuk mengatasi tingginya tingkat pengangguran di negeri ini, pemikirannya telah mengilhami dunia pendidikan Indonesia untuk mengakomodasi kewirausahaan menjadi salah satu muatan kurikulum. Tiba sesi tanya jawab, saya memberanikan diri bertanya kepada beliau, “Apa kuncinya sampai Bapak bisa sesukses sekarang ?”, beliau menjawab “jangan takut”. Saya cukup kaget dengan jawaban itu, bukan seribu satu strategi bisnis yang tadinya ingin saya dengar dari sosok pengusaha properti sukses sekelas Pak Cip tapi beliau mengatakan dua kata “jangan takut”, Pak Cip mengatakan begitu banyak frase di Alkitab yang berbunyi “jangan takut”, itulah kuncinya ia bisa sesukses sekarang.

PEMBACAAN ALKITAB: Matius 8:23-27

PERENUNGAN: Mengapa murid-murid Tuhan Yesus ketakutan sekalipun
Tuhan Yesus ada bersama-sama dengan mereka ?

PENERAPAN: Bagaimana upaya yang Anda lakukan untuk meningkatkan
                                           kepercayaan Anda akan perlindungan Allah ?          

MULTIPLIKASI KERAJAAN ALLAH

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang
perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat
sampai khamir seluruhnya.” (Matius 13:33)

Christian A. Schwarz ahli pertumbuhan gereja memberi ilustrasi tentang pelipatgandaan dalam Kerajaan Allah demikian: Bayangkanlah sehelai tanaman teratai tumbuh di kolam dengan luas permukaan 4.267 m2. Daun teratai ini memiliki permukaan seluas 39,37 cm2, jadi luas kolam yang kosong tersisa 4.228 m2. Tetapi sesudah satu minggu satu helai teratai tadi akan bermultiplikasi menjadi dua. Seminggu kemudian empat. Setelah enam belas minggu setengah dari permukaan kolam tertutup dengan daun teratai. Dan minggu ketujuh belas seluruh permukaan kolam sudah tertutup oleh daun teratai, karena  satu helai daun teratai itu telah bermultiplikasi menjadi 131.072 helai pada minggu yang ketujuh belas.
Jika prinsip yang sama diterapkan dalam penginjilan, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi bila pada tahun pertama satu orang percaya menginjili dan memenangkan satu jiwa baru. Di tahun kedua mereka berdua memenangkan masing-masing satu jiwa, sehingga di tahun kedua jumlah orang percaya telah menjadi empat. Tahun ketiga menjadi 8, tahun keempat 16, tahun kelima 32, tahun kedelapan lebih dari 8 miliar orang menjadi percaya. Artinya pada tahun ketiga puluh empat maka seluruh dunia akan dimenangkan bagi Kristus.
Kalau semua orang percaya di manapun di dunia ini bersaksi dan memenangkan jiwa maka seluruh dunia akan dikhamirkan atau dirembesi oleh kuasa Injil dan Kerajaan Allah yang akan mengubah setiap sendi kehidupan. Sudahkah Anda memperluas Kerajaan Allah dengan memenangkan satu jiwa lagi bagi Yesus hari ini?

PEMBACAAN ALKITAB: Matius 13:31-33

PERENUNGAN: Mengapa Yesus memakai perumpamaan biji sesawi dan
ragi untuk menjelaskan bagaimana proses perluasan Kerajaan Allah?

PENERAPAN: Tuliskanlah nama dua orang teman Anda yang Anda
rencanakan untuk diinjili dalam waktu dekat ini.

CALO KE SURGA?

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya,
supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan
aku sendiri ditolak”. (1 Korintus 9:27)

Suatu hari, terjadi suatu percakapan unik dan lucu antar ayah yang adalah seorang pendeta, dengan putri kecilnya yang bernama Henny. Ketika di stasiun bus ia heran melihat orang berteriak-teriak tanpa istrahat. “Semarang, Semarang, Bu, Pak, mari…, Semarang segera berangkat…!” Henny heran. Ketika bis berangkat si orang yang berteriak-teriak itu tidak ikut ke Semarang. “Papa,” Tanya Henny pada papanya. “Itu siapa sih Pa. Tadi ngajak-ngajakin orang pergi ke Semarang, kok sekarang dianya gak ikutan?” Papanya menjawab, “Itu namanya calo, Henny. Walupun dia teriak-teriak sampai pagi, nggak bakalan dia ngikut ke mana bis ini pergi.”
“Ohh,” sahut Henny penuh maklum. “Kalau begitu papa nggak usah jadi pendeta saja.”
“Lho, kenapa?” Tanya papanya kaget. “Papa sering ngajakin orang masuk ke Surga kan, hati-hati lho! Mungkin Papa sendiri nggak bakalan ke sana”
“Lho Papa kan bukan calo!”
Percakapan di atas mengingatkan kita pada ucapan Paulus yang mengatakan “…supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” 1 Kor 9:27b. Untuk itu, kita perlu menghidupi setiap firman yang pernah kita beritakan dan ajarkan pada orang lain.
Untuk mengatakan firman pada orang lain memang membutuhkan keberanian, tetapi hal itu tidaklah berarti tanpa disertai komitmen dan kesetiaan untuk melakukannya. Sebab membagikan firman tanpa melakukannya hanya melahirkan kemunafikan yang berakhir pada penolakan. Maka jadilah pelaku-pelaku firman, IA tidak melihat kita seperti ‘calo’.

PEMBACAAN ALKITAB: 1 Korintus 9:24-27

PERENUNGAN: Apakah yang harus dilakukan agar seseorang setelah
memberitakan Injil kepada orang lain tetapi ia sendiri ditolak?

PENERAPAN: Komitmen apa yang Anda lakukan dalam mempraktekan
Firman Tuhan mulai saat ini?