IBADAH PADANG GBI PERMATA, UJUNG MENTENG DAN DUTA PERMAI

IBADAH PADANG GBI PERMATA, UJUNG MENTENG DAN DUTA PERMAI
Dilaksanakan di Kebon Raya Bogor, hari sabtu tanggal 10 Juli 2010

WELCOME

Shalom,

Selamat membaca blog GBI PERMATA. Kiranya renungan firman di blog ini memberkati kita semua sehingga semakin dekat kepada Tuhan Yesus dan masuk dalam karya keselamatan yang Dia sudah sediakan bagi mereka yang percaya. Kami terbuka untuk setiap komentar. Tuhan Yesus memberkati.

GEMBALA JEMAAT

GEMBALA JEMAAT

SEJARAH GBI PERMATA, DUTA PERMAI & UJUNG MENTENG


Keberadaan dan perjalanan ketiga gereja ini, sejak pendirian sampai sekarang semata-mata karena anugerah dan tuntunan Tuhan. Keberadaan gereja ini bukanlah rencana dan kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan Yesus. Saya ingat benar satu kali Tuhan berkata: “..buat gereja disini …”

GBI PERMATA

Pendirian dari GBI Permata berawal dari perintah langsung yang saya dengar dari Tuhan. Ketika itu seorang anggota jemaat GBI Shalom yang bekerja di Taiwan meminta tolong saya menemani anaknya melihat rumah di Komplek Perumahan Permata Hijau Permai. Ketika akan kembali dari melihat rumah tersebut, tiba-tiba saya mendengar suara, “…buat gereja di sini”, pada awalnya saya tidak terlalu menghiraukan perintah itu, karena saya waktu itu sangat sibuk pelayanan baik sebagai pengkotbah keliling di salah satu gereja besar yang punya banyak cabang sehingga setiap hari minggu saya dijadwal berkotbah lebih dari lima kali, belum lagi sebagai Dosen di Institut Teologian dan Keguruan Indonesia dan Sekretaris Badan Pekerja Harian Gereja Bethel Indonesia dan berbagai jabatan lainnya. Namun karena perintah itu saya dengar sampai tiga kali, akhirnya pada 1996 saya memutuskan untuk MELANGKAH DENGAN IMAN membeli kedua ruko yang sekarang menjadi gereja ini dengan cara mencicil.

Sebagian uang muka disumbang oleh Pdt. Jorry Tasik, sebagian lagi dari uang tabungan saya yang tidak seberapa, kemudian sisanya saya kredit (KPR Bank) selama 5 tahun dari uang yang saya dapatkan sebagai pengkotbah keliling, dan gaji saya sebagai pegawai negeri ketika itu serta berkat-berkat yang Tuhan berikan dengan cara yang ajaib.

Tahun 1998 adalah masa-masa yang sangat sulit karena krisis keuangan yang melanda dunia dan Indonesia sehingga bunga cicilan (KPR) melonjak sampai lima kali lipat, sempat membuat saya mengalami kesulitan untuk mencicil, tetapi Tuhan menolong dengan cara yang ajaib, waktu itu (akhir tahun 1998) saya berencana berangkat ke Israel sehingga sudah mulai membeli dolar sedikit semi sedikit, tetapi karena kurs dolar yang melonjak sangat tinggi keberangkatan ke Israel tidak jadi, dan dolar yang telah dibeli tersebut dijual kembali dan dibayarkan untuk mengurangi pokok pinjaman bank sehingga nilai cicican dapat dikurangi dan terhindar dari kredit macet,

Tuhan selalu punya cara untuk menolong. Bulan Agustus 1998 terjadi kerusuhan yang berdampak dengan penjarahan hampir semua ruko yang ada di Permata, kembali Tuhan menyatakan kuasanya dengan menggerakkan hati teman-teman (bukan seiman) menjaga kedua ruko ini sehingga bebas dari penjarahan dan pengrusakan, pada hal saat itu di ruko ini ada toko kaset yang menjual lagu-lagu rohani kristen. Kenyataan ini semakin menyadadarkan saya bahwa Tuhan telah memilih tempat ini menjadi baitNya, walaupun saat itu belum juga dibuat Ibadah ditempat ini, karena belum ada jemaat dan pengerja sama sekali, tetapi perintah Tuhan untuk buat gereja di tempat ini terus terngiang-ngiang di hati saya.

Akhirnya oleh karena dorongan Tuhan yang tidak tertahankan lagi saya dan saudari Romian serta Almarhum Pdt M Ch David bertekat akan memulai ibadah, kita pun mulai mendoakan dan merencanakan pelaksanaan ibadah tersebut, tiba-tiba setelah berkotbah di GBI Tiberias Cawang Kencana, Tuhan mempertemukan saya dengan Bapak Cecep dan Ibu Yayah, mereka memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa mereka tinggal di Permata, maka lansung saya tanya: “Mau nggak melayani bersama dengan saya di Permata, saya ada 2 ruko disana dan saya rindu memulai pelayanan, mereka mengatakan bersedia sehingga kitapun mempersiapakan segala sesuatunya bersama denga Ibu Yuli, dan sepakat untuk memulai ibadah.Ibadah perdana pun kita mulai bertepatan dengan minggu paskah tahun 2000, yang dihadiri beberapa orang.

Untuk membangun hubungan dengan masyarakat sekitar dan membantu pembiayaan operasional gereja serta kebutuhan pengerja saya membesarkan toko kaset di bagian depan, sedangkan dibagian belakang yang menghadap mesjid Ibu Yayah membuat Warung Bakso. Mengingat saya masih harus memcicil ruko jadi perlu cara untuk menciptakan pemasukan untuk biaya operasioal gereja dan kebutuhan pengerja full timer yang waktu itu ada 4 orang, puji Tuhan semuanya berjalan dengan baik.

Beberapa bulan setelah ibadah berlangsung, dalam Persekutuan Doa di daerah Blok M saya bertemu dengan Almarhum Pdt Paulus Tusin, beliau mengatakan ingin bergabung dengan gereja di Permata, maka Pdt Paulus dan keluarga pun bergabung dengan mempersembahkan beberapa perlengkapan gereja yang mereka miliki seperti kursi, mimbar. Ibadah di gereja mulai semarak mengingat Josua (anak Pdt Paulus Tusin) bisa bermain keybard, maka sayapun membelikan keyboard.

Setahun kemudian bergabung Pdt. Niko Sundah almarhum dan keluarga disertai beberapa jemaat dan juga mempersembahkan peralatan gereja, berupa keyboard dan speaker keyboard yang lebih baik sehingga Ibadah di gereja pun makin semarak dengan bertambahnya jiwa-jiwa dan pengerja.

Akhir Tahun 2002, saya bertemu dengan Ibu Kezia Ginting dan Ibu Magda di Sekolah Alkitab Tiberias, dan dalam percakapan tersebut mereka menyatakan kerinduan ingin melayani bersama di GBI Permata, saya katakan kalau Tuhan yang suruh, dengan senang hati kita melayani bersama, namun saya tegaskan kepada Ibu Kezia Ginting untuk lihat dulu, doakan dan kalau memang yakin Tuhan suruh, baru kita melayani bersama. Saya mengatakan demikian karena waktu-waktu sebelumnya sudah ada beberapa orang yang yang mengatakan ingin melayani bersama tetapi setelah melihat keadaan jemaat yang hanya sedikit dan lokasi yang sulit dijangkau, mereka mundur dengan teratur. Puji Tuhan rupanya setelah meninjau tempat, Ibu Kezia merasa di suruh Tuhan untuk elayani di Permata. Maka pada awal tahun 2003 kita pun mengadakan pertemuan dan perencanaan untuk pengembangan gereja ini, dan berkat kehadiran Ibu Kezia Ging dan Ibu Magda serta bantuan dari Ibu Kartini Ginting untuk dana operasional ibadah maka pada bulan Maret 2003 dimulailah ibadah umum yang kedua pada jam 10.00 pagi, yang sekaligus di koordinatori oleh Ibu Kezia Ginting, serta menjadi motor pengggerak perkembangan gereja selanjutnya.

GBI DUTA PERMAI

Pada bulan Maret 2003, saya bertemu dengan almarhum Bpk/Ibu Rolvi dan kawan-kawan, mereka menyatakan kerinduan untuk diajak melayani mengingat mereka telah keluar dari tempat pelayanan semula, awalnya saya tawarkan mengembangkan ibadah sore di Permata, namun karena beberapa diantara mereka tinggal agak jauh dari Permata, maka mereka menghendaki dibuka pelayanan di daerah Kalimalang. Dan berkat bantuan Pdt Yorry Tasik serta hasil menyewakan Truk milik saya kepada Ibu Sri Rejekinta Ginting maka dapat menyewa Toko buku Harvest Duta Permai untuk dapat digunakan sebagai tempat Ibadah. Ibadah pun dimulai pada minggu pertama bulan Mei 2003, puji Tuhan Ibadah berlangsung sampai sekarang.

Karena jemaat GBI Permata makin bertambah, maka pada tahun 2005 dimulai ibadah sore yang di koordinatori Bpk Trias/Ibu Sri Rejekinta Ginting, Ibadah terus terus berkembang sampai sekarang.

GBI UJUNG MENTENG

Pada bulan Maret 2008, Gereja-gereja di Permata mengalami hambatan yang sangat berat dari bebrapa anggota masyarakat yang tidak setuju dengan keberadaan gereja-gereja disna, sehingga mereka mendemo dan nyaris menutup semua gereja yang ada di Permata. Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka di rencanakan untuk pindah lokasi, setelah didoakan dan dipertimbangkan maka tempat yang dirasa cocok adalah Perkantoran Ujung Menteng. Maka dengan uang Misi yang telah dikumpulkan dan bantuan Pdt Yorry Tasik serta beberapa jemaat GBI Shalom maka dibelilah Ruko Ujung Meneteng untuk digunakan sebagai tempat ibadah, dengan persiapan yang sangat cepat maka pada hari peringatan kenaikan Tuhan Yesus tahun 2008, dimulailah ibadah GBI Ujung Menteng.

Dengan anugerah Tuhan, masalah di Permata terselesaikan, ibadah dapat terus berlanjut dan jemaat pun makin bertambah, kini GBI Permata telah ber usia 10 tahun, tempat sudah semakin sesak untuk beribadah terutama jika acara khusus, walaupun tiap hari minggu sudah dilaksanakan tiga (3) kali ibadah. Kemana kita harus melangkah selanjutnya? Tempat ini adalah tempat yang dipilih Tuhan dan oleh AnugerahNya kita ada di sini selama 10 tahun dan menjadi berkat untuk daerah ini, kita berdoa dan berusaha agar dapat memperluas tempat ini bagi kemuliaan Tuhan.

Senin, 26 Desember 2011

MENYAMBUT TAHUN RAHMAT DAN PERKENAN TUHAN


“Sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya
serta berkenan kepada-Nya  dalam segala hal…” ( Kolose 1:10 )

Tahun 2011 hanya tinggal beberapa hari lagi akan kita tinggalkan. Apakah Anda mengalami janji Tuhan, Orang-yang menanti-nantikan Tuhan akan terbang bagai Rajawali? Jangan berhenti berharap, Tuhan pasti menggenapi janjiNya. Beberapa saat lagi kita akan memasuki tahun 2012, TAHUN RAHMAT DAN  PERKENAN TUHAN. Banyak perkara besar menanti di depan kita. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah apa yang harus kita persiapkan untuk memasuki Tahun Rahmat dan Perkenan Tuhan ini?
Di dalam Alkitab, banyak diceritakan mengenai orang-orang yang sangat dekat dan akrap dengan Tuhan karena mereka hidup berkenan kepada-Nya. Musa, dijumpai oleh Tuhan dan berbicara muka dengan muka seperti dua sahabat. “Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.“ ( Keluaran 33:11 ). Tuhan juga sangat berkenan dengan kehidupan Samuel.“Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia. “ ( 1 Sam 2: 26 ). Sebagai akibatnya, Tuhan selalu menyertai perjalanannya. “Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.“ ( 1 Samuel 3:19 ).
Selain itu, Tuhan juga meneyebut Daud sebagai seorang yang berkenan dihati-Nya, juga Maria sebagai hamba yang berkenan. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang lain. Hidup yang berkenan di hati Tuhan adalah hidup yang takut akan Tuhan. “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka. “ (Mazmur 25:14). Hidup takut akan Tuhan berarti berusaha hidup untuk melakukan Firman-Nya. Tuhan rindu dekat dengan orang-orang yang berkenan di hati-Nya,  Ia rindu untuk bergaul, berbicara serta memberitahukan segala rahasia-Nya kepada mereka.
Pertanyaannya, apakah kita juga memiliki kerinduan untuk hidup berkenan kepada Tuhan dan mendengar semua rahasia-Nya ? Jika iya, caranya adalah kita harus berusaha untuk hidup berkenan di hati-Nya. Rasul Paulus dalam II Korintus 5 : 9 berkata, “Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam diluarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.” Jadi ada keinginan dan usaha dari kita untuk berkenan kepada Tuhan.
Paling tidak ada 3 (tiga) persiapan untuk untuk memasuki Tahun Rahmat dan Perkenan Tuhan yang akan kita renungkan pada kesempatan kali ini.
1.  YAKIN AKAN PERKENAN TUHAN.
Dalam Alkitab ada sebuah kisah sangat menarik tentang seorang kusta yang akhirnya mengalami perkenan dan jamahanTuhan seperti berikut: “Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.” (Matius 8:1-3)
Yang menarik dalam kisah ini adalah perkataan dari orang yang berpenyakit kusta tersebut. Dia tidak berkata : “Tuan, jika Tuan bisa,...” melainkan “Tuan, Jika Tuan mau...” Dengan kata lain, si Kusta tidak meragukan kesanggupan Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya. Karena Tuhan berkenan maka Tuhan menyembuhkannya.
2.  HIDUP DALAM KEKUDUSAN.
Kata “kudus / kekudusan” memang terdengar akrab di telinga kita sebagai orang Kristen, bahkan di dalam beberapa bagian Alkitab, orang percaya disebut juga sebagai orang kudus. Namun demikian, apakah kekudusan sudah menjadi gaya hidup kita sehari-hari? Kekudusan memiliki kaitan yang erat dengan perkenan Tuhan dan kesiapan kita untuk menerima berkat-berkatNya. Perhatikan dan renungkan ayat-ayat berikut ini:
“Sebab di atas gunung-Ku yang kudus, di atas gunung Israel yang tinggi, demikianlah firman Tuhan ALLAH, di sana di tanah itu segenap kaum Israel dalam keseluruhannya akan beribadah kepada-Ku. Di sana Aku akan berkenan kepadamu dan di sana Aku akan menuntut dari kamu persembahan-persembahan khususmu dan sajian-sajianmu yang terpilih, segala yang kamu kuduskan.” (Yehezkiel 20:40).
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” (Mazmur 24:3-4).
Sama seperti halnya pada jaman Yosua, demikian juga kita saat ini, apabila kita ingin mengalami karya Tuhan, maka kita harus hidup dalam kekudusan. “Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu." (Yosua 3:5)
Kita memang telah dikuduskan oleh Kristus, namun demikian kita harus mengejar kekudusan itu dalam hidup kita sehari-hari seperti yang tertulis dalam Firman Tuhan : “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” (Ibrani 12:14).
Bagaimana kita dapat mengejar kekudusan itu?  Kita dapat melakukannya dengan cara hidup bergaul dengan Tuhan Yesus (Amsal 13:20) dan hidup dalam takut akan Tuhan (2 Sam 22:25-27).
3.   KOMITMEN UNTUK HIDUP SESUAI PERINTAH TUHAN. 
Alkitab dengan jelas mengatakan: “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;..” (Mazmur 37:23). Marilah kita mulai belajar untuk berjalan sesuai dengan perintah Tuhan dalam hidup ini, jangan berjalan dengan kekuatan, kemampuan atau pengalaman kita sendiri, karena DIA telah menetapkan langkah-langkah kita.
Tidak sulit bagi kita untuk mengetahui perintah Tuhan pada jaman kita sekarang ini, Alkitab memuat perintah-Nya, Gembala memberikan arahan sesuai Firmannya setiap minggu. Yang kita butuhkan sekarang adalah kesungguhan kita mendengarkan perintah Tuhan serta melakukannya dalam hidup kita. “Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” (1 Sam 15:22). Mari kita persiapkan diri untuk memasuki Tahun Rahmat dan Perkenan Tuhan,

Carilah Tuhan selagi Dia berkenan untuk ditemui,
maka Dia akan memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

TERANG YANG BESAR TELAH DATANG



"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan
telah melihat terang yang besar"
(Yes. 9:1a)

Hari ini kita bersama dengan segenap umat Kristen di muka bumi ini merayakan Natal, perayaan kedatangan Dia, yang dahulu sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya sebagai "seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yes. 9:5.) Tokoh inilah yang disebutnya juga di dalam nubuatan itu sebagai "Terang yang besar" dan "yang dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan"(Bdk.Yes. 9:1a) Inilah Kabar Gembira tentang kedatangan Sang Juruselamat, Yesus Kristus, Tuhan kita.
Pada hari Natal yang pertama itu, para gembala di padang Efrata, orang-orang kecil, sederhana dan terpinggirkan di masa itu, melihat terang besar kemuliaan Tuhan bersinar di kegelapan malam (Bdk. Luk. 2:8-9) Mereka menanggapi sapaan ilahi "Jangan takut" dengan saling mengajak sesama yang dekat dan senasib dengan mereka dengan mengatakan satu sama lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita"(Bdk. Luk. 2:8-9). Para Majus yang masing-masing telah melihat terang besar di langit negara asal mereka, telah menempuh perjalanan jauh untuk mencari dan mendapatkan Dia yang mereka imani sebagai Raja yang baru lahir. Mereka bertemu di Yerusalem dan mengatakan: "Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia" (Mat. 2:2)
Sayang sekali, bahwa di samping para gembala dan para Majus dari Timur yang tulus itu, ada pula Raja Herodes. Ia juga mendapat tahu tentang kedatangan Yesus, bukan hanya dari para Majus, tetapi juga dari keyakinan agamanya, tetapi ia malah merasa tersaingi dan terancam kedudukannya. Maka dengan berpura-pura mau menyembah-Nya, ia mau mencari-Nya juga dengan maksud untuk membunuh-Nya.
Ketika niat jahatnya ini gagal, ia malah melakukan kejahatan lain dengan membunuh anak-anak tak bersalah dari Bethehem (Mat. 2: 8, 10-12). Kepada kitapun, yang hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merayakan Natal pada tahun 2011 ini, telah disampaikan Kabar Gembira tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah "Firman, yang di dalamnya ada hidup dan hidup itu adalah terang bagi manusia" (Bdk. Yoh. 1:1-4.) . Memang, yang kita rayakan pada hari Natal itu adalah: "Terang yang sesungguhnya yang sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya" (Yoh.1:9)  Tetapi sayangnya ialah bahwa, "dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya (Yoh.1:10-11). Dan kita tidak bisa, bahkan tidak boleh,  menutup mata untuk itu.
Kita juga menyaksikan, bahwa bangsa kita masih mengalami berbagai persoalan. Kemiskinan sebagai akibat ketidakadilan masih menjadi persoalan sebagian besar bangsa kita, yang mengakibatkan masih sulitnya menanggulangi biaya-biaya bahkan kebutuhan pokok hidup, apalagi untuk pendidikan dan kesehatan. Kekerasan masih merupakan bahasa yang digemari guna menyelesaikan masalah relasi antar-manusia. Kecenderungan penyeragaman, ketimbang keanekaragaman masih merupakan pengalaman kita. Akibatnya, kerukunan hi-dup, termasuk kerukunan antar-umat beragama, tetap masih menjadi barang mahal. Korupsi, bukannya dihapuskan, tetapi malah makin beranak-pinak dan merasuki segala aras kehidupan bangsa kita bahkan secara membudaya. Penegakan hukum yang berkeadilan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia masih merupakan pergumulan dan harus tetap kita perjuangkan. Pencemaran dan perusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam, seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetap mencemaskan kita. Mereka yang diberi amanat dan kekuasaan untuk memimpin bangsa kita ini dengan benar dan membawanya kepada kesejahteraan yang adil dan merata, malah cenderung melupakan tugas-tugasnya itu.
Oleh karena itu, saudara-saudari yang terkasih, dalam pesan Natal bersama tahun ini, hendak menggaris bawahi semangat kedatangan Kristus tersebut dengan bersaksi dan beraksi, bukan hanya untuk perayaan Natal kali ini saja, tetapi hendaknya juga menjadi semangat hidup kita semua:
Ø   Sederhana dan bersahaja: Yesus telah lahir di kandang hewan, bukan hanya karena "tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan", tetapi justru karena Dia yang "walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia" (Flp. 2:5-7).
Ø   Rajin dan giat: seperti para gembala yang setelah diberitahu tentang kelahiran Yesus dan tanda-tandanya, lalu "cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria, Yusuf dan Bayi itu" (Luk. 2:16.)
Ø   Tanpa membeda-bedakan secara eksklusif: sebagaimana semangat kanak-kanak Yesus yang menerima para Majus dari Timur seperti adanya, apapun warna kulit mereka dan apapun yang menjadi persembahan mereka masing-masing (Mat.  2:11).
Ø   Tidak juga bersifat dan bersikap mengkotak-kotakkan, karena Yesus sendiri mengajarkan bahwa "barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu"[ (Luk. 9:50).
Tuhan Yesus, yang kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya hampir delapan ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, disebut sebagai "terang besar" yang "dilihat oleh bangsa-bangsa yang berjalan di dalam kegelapan"(Yes. 9:1a).
Nubuat itu direalisasikan-Nya sendiri dengan bersabda: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yoh. 8:12.)Di samping penegasan tentang diri-Nya sendiri itu, barangkali baik juga kita senantiasa mengingat apa yang ditegaskanNya tentang kita para pengikut-Nya: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi" (Yoh. 12:35).  
Akhirnya marilah kita menyambut kedatangan-Nya dengan sederhana dan tidak mencolok karena kita tidak boleh melupakan, bahwa sebagian besar bangsa kita masih dalam kemiskinan yang ekstrim. Dengan demikian semoga terjadilah kini seperti yang terjadi pada Natal yang pertama: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Luk. 2:14).

Disadur dari Pesan Natal Bersama Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia
dan Konferensi Wali Gereja Indonesia

Rabu, 30 November 2011

BERDIAM DIRI DI KAKI TUHAN

“Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu !. Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, dibait-

Mu yang kudus.” (Mazmur 65: 5)

Di wilayah yang beriklim 4 musim seperti di Eropa dan Amerika, maka keberadaan  flora dan fauna-nya harus mampu beradaptasi dengan temperatur udara  yang bervariasi dengan sangat ekstrim itu. Pada musim salju dimana suhu udara yang sangat rendah (minus derajat). Beruang misalnya, walaupun memiliki bulu yang tebal sebagai penahan dinginnya udara, harus beradaptasi dengan  melakukan “dorman” yakni berdiam diri tanpa melakukan aktivitas apapun agar tidak banyak energi yang terbuang percuma selama dimusim salju. Biasanya sang beruang melakukannya dengan tidur di sepanjang musim salju di gua, hingga berakhirnya musim salju.
Saat bulan Desember seperti sekarang ini, acap-kali suasana diberbagai tempat diwarnai dengan beraneka-ragam aktivitas untuk menyambut moment istimewa, yakni Natal. Nampak jelas pada pusat-pusat pembelanjaan dengan program discount-nya; toko-toko bakery dengan hidangan khas natalnya berupa cake dan pastry-nya; biro-biro perjalanan dengan paket trip-nya yang amazing; dan sebagainya.
Namun esensi dari arti Natal itu sendiri akan lebih bermakna apabila kita melakukan “dorman” atau berdiam diri di kaki Tuhan. Seperti teladan Maria (Lukas 10: 38 – 42) dengan duduk dekat dikaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya, sedangkan Marta sibuk sekali dalam melayani. Firman Allah menyatakan bahwa Maria telah memilih hal yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.
Renungkanlah dengan berdiam diri di kaki Tuhan tentang apakah selama ini kita telah merayakan dan menyambut Natal dengan sikap yang benar?

TAAT MESKIPUN SULIT


“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu“ ( I Petrus 1:14)

Setelah siuman dari pingsannya, seorang pemuda merintih kesakitan, mengingat kaki kanannya patah akibat kecelakaan bermotor dan sedang menunggu proses operasi. Sambil menahan kesakitan, sang pemuda pun menjelaskan peristiwa kecelakaan yang dialaminya ternyata akibat kesalahan sendiri dimana lampu merah telah menyala namun ia terus melaju dan untuk menghindari tabrakan dengan pengendara lain sang pemuda akhirnya menabrak pembatas jalan yang mengakibatkan motornya terjungkal dan dirinya terlempar yang mengakibatkan kaki kanannya patah.
Ketidaktaatan akan peraturan dan rambu-rambu lalul intas sudah sering memakan korban, namun pengendara kendaraan bermotor tetap saja membandel dan kecelakaan tidak dapat dihindarkan.
Demikian pula halnya dalam kehidupan rohani kita sebagai orang percaya. Tuhan yang kita sembah sebagai Tuhan dan Raja yang berdaulat dalam hidup sesungguhnya rindu memberkati kehidupan kita setiap waktu, namun kita seringkali mengabaikan Dia dengan melanggar kebenaran dan perintah yang Ia telah berikan kepada kita melalui Alkitab dan juga para hamba-hambaNya yang menyampaikan firman Tuhan. Akibatnya, banyak janji Tuhan yang tidak digenapi dalam hidup kita bukan karena Tuhan yang tidak menepati janjiNya, tetapi karena ketidaktaatan kita melakukan firmanNya. Memang untuk taat kita harus bayar harga tetapi besar upah dan berkat yang telah disediakan oleh Tuhan karena ketaatan akan firmanNya.
Bagaimana dengan kehidupan anda? Apakah anda telah menaati sang Raja dengan melakukan firmanNya sekalipun perintah itu sulit dilakukan?

PENGAMPUNAN TUHAN


“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh
penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih
karunia-Nya.” (Efesus 1:7)

Di New Zealand, seorang Maori yang dikenal sebagai “Warrior Brown” karena sifatnya yang mudah meledak marah, bergabung dengan Bala Keselamatan. Ketika sedang berpidato di depan orang-orang Maori, dia terkena lemparan kentang oleh salah seorang dari mereka. Dia segera menarik diri dan pulang, memotong kentang itu, dan menanamnya dan memanennya. Ketika mengunjungi desa itu lagi, dia mencari orang yang dahulu melemparkan kentang itu dan memberikan kepadanya kentang-kentang hasil panennya.
Sesuatu yang menyakitkan, apabila di sikapi dengan benar akan mendatangkan kebaikan dan berkat. Kepahitan hati terhadap orang lain akan menimbulkan banyak masalah dalam diri kita. Seringkali kepahitan, kemarahan, kegeraman, dendam selain menggerogoti kesehatan rohani dapat pula menggerogoti kesehatan jasmani. Pengampunan merupakan jawaban dari semua hal itu. Dan dengan kasih Allah yang ada dalam hidup, memampukan kita melakukan pengampunan tersebut.
Ketika Petrus datang kepada Tuhan Yesus, dan menanyakan seberapa kali dia harus mengampuni saudaranya, Tuhan berkata tujuh puluh kali tujuh kali yang selanjutnya diceritakan pengampunan yang diberikan kepada seorang hamba oleh raja namun tidak dapat mengampuni orang yang berhutang kepadanya. Tuhan Yesus mengajarkan, bahwa kita yang mendapatkan pengampunan dari Allah, seyogyanya juga harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
Jemaat Tuhan, pengampunan adalah sebuah keputusan. Kasih Allah dan pengampunan yang telah kita terima merupakan dasar dari kita juga mengampuni orang lain.

Sabtu, 12 November 2011

PENGUASAAN DIRI


“Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” (1 Korintus 9:25)

Sebuah kapal feri Finlandia kandas saat kaptennya terkunci di toilet. Salah seorang awak kapal berusaha memperlambat laju kapal pengantar penumpang antar pulau tersebut, tetapi feri itu tetap menabrak batu karang di dekat pantai Helsinki, Finlandia. Kapten kapal terjebak karena kunci pintu toilet yang macet. Dia tidak bisa membuka. Dia telah berteriak minta tolong, tapi ketika anggota staf berhasil membuka pintu, hal itu sudah sangat terlambat. Kapal sudah kandas.
Orang yang tidak bisa menguasai diri seperti kapal yang tidak berkapten. Arah hidupnya melaju tanpa arah, hingga akhirnya terhenti setelah kandas. Paulus memakai perumpamaan atlet dalam menerangkan penguasaan diri.

Seorang atlet berlatih keras untuk mengendalikan anggota tubuhnya. Pada saat pertandingan tiba, atlet mengatur dan mengkoordinasikan anggota-anggota tubuhnya. Kaki diperintahkan berlari, mata diperintahkan melihat dengan waspada, tangan diperintahkan untuk bergerak dengan cepat, paru-paru diperintahkan untuk memompa oksigen sebanyak-banyaknya, dan sebagainya. Atlet yang mampu mengendalikan anggota tubuhnya dengan baik niscaya akan memenangkan pertandingan.
Kerohanian kita itu mirip dengan pertandingan olahraga. Kita harus selalu melatih diri supaya bisa mengendalikan tubuh, jiwa dan roh. Orang yang bisa mengendalikan diri mampu berpikir jernih ketika terjadi masalah. Perhatiannya tidak mudah teralihkan dari godaan-godaan yang bisa membuat hidupnya melenceng dari tujuan. Penguasaan diri adalah salah satu buah roh yang ditulis Paulus dalam Galatia 5:22-23. Jika ingin hidup Anda berbuah, maka Anda harus berlatih mengendalikan diri.

Sabtu, 05 November 2011

BERUBAH OLEH PEMBAHARUAN BUDI


“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Sebut saja namanya Rio, seorang karyawan di salah satu sekolah Kristen di kota Jakarta. Sikap temperamental yang dimiliki membuat dirinya kurang disukai oleh rekan sekerja dan pimpinannya. Karier Rio sedikit terhambat karena reputasi kerjanya kurang baik. Tidak heran jika pada kenaikan gaji, Rio selalu mendapatkan nilai nominal yang sangat sedikit. Rio mulai berpikir akan masa depan dan mencari informasi tentang keberadaan dirinya di mata rekan kerja dan pimpinannya. Terangkumlah sebuah kesimpulan sikap temperamental yang dimiliki tidak disukai oleh rekan kerja dan pimpinannya.” Rio mulai sadar dan segera bertobat dari sikap lama yang dimilikinya.
Rio mulai rajin berdoa, membaca firman Tuhan dan belajar menerapkan firman Tuhan. Seiring berjalannya waktu, Rio mulai mengalami perubahan yang sangat drastis.
Rekan sekerja dan pimpinan di tempatnya bekerja memuji perubahan sikap Rio, akhirnya Rio dapat diterima di lingkungan kerjanya dan memiliki reputasi kerja jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini perlu adanya perubahan”. Pembaharuan budi hanya bisa terwujud ketika kita menemukan sebuah kebenaran. Firman Tuhan adalah kebenaran yang abadi, oleh karenanya setiap orang yang ingin mengalami pembaharuan budi wajib membaca, mengimani dan mempraktekan firman Tuhan.
Ketika kita rajin membaca firman Tuhan, di saat yang sama Roh Kudus akan memberikan pencerahan sehingga dari waktu ke waktu pola pikir dan tingkah laku kita mengalami pembaharuan sesuai dengan kehendak-Nya.

Senin, 31 Oktober 2011

DOA UNTUK JIWA YANG TERHILANG



“Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan,doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, “(I Timotius 2:1)

Ada kesaksian seorang pemimpin Pendoa Syafaat yang kebetulan adalah istri seorang Pendeta di Jawa Barat tentang penuaian jiwa di daerahnya. Sang Pendeta diutus oleh seniornya untuk merintis di sebuah daerah yang penduduknya mayoritas menentang kekristenan. Beberapa tahun yang lalu, daerah tersebut tidak ada sebuah gereja pun yang diijinkan berdiri. Begitu sukarnya orang Kristen beribadah dan memiliki tempat ibadah sendiri. Apa yang dilakukan oleh sang Pendeta dengan istrinya yang suka berdoa ini? Dengan beberapa anggota dari gereja induknya yang berada di Jakarta, mereka meluangkan waktu untuk berdoa bagi daerah itu. Mereka mengadakan doa peperangan dan mengelilingi daerah tersebut menggunakan mobil berulang-ulang kali
Pada akhirnya sekitar 3–5 tahun kemudian mulai terjadi perubahan-perubahan. Meskipun harus menghadapi banyak tantangan tetapi mulailah bermunculan gereja di daerah tersebut. Mujizat demi mujizat kesembuhan terjadi disertai dengan pertobatan jiwa dimana-mana. Luar biasa!
Di tengah himpitan dan ancaman pun mereka tetap minta Tuhan untuk memberi kekuatan bagi mereka untuk tetap bersaksi. Mungkin kita belum bisa secara lugas berbicara mengenai keselamatan, tetapi dengan doa peperangan, orang tersebut dapat ditaklukkan dan dijangkau bagi Tuhan. Mereka akan menemukan Tuhan baik melalui kita maupun melalui kesaksian orang lain. Tidak hanya berdoa secara biasa tetapi ‘perangilah’ kedegilan hati, ketidak percayaan, prinsip-prinsip yang salah tentang keselamatan yang mereka miliki dan lihatlah Allah akan bekerja melalui doa-doa yang dipanjatkan.

Senin, 24 Oktober 2011

HIDUP ENAK BAGAIKAN RAJA


“Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu:pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, ...dan ikutlah Aku.” (Markus 10:21)

Hidup bak seorang raja siapa yang tidak mau? Atau hidup menjadi orang kaya siapa yang tidak mau? Mereka hidup enak. Hidup dengan nyaman, mau apa saja bisa, mau apa saja tersedia. “Wenak tenan” orang Jawa bilang... Tapi, tahukah Anda, kadang-kadang hidup mereka yang kelihatan dari luar enak, nyaman, aman dan terjamin, seringkali dalam hati mereka mengalami kekosongan karena tidak mengenal Yesus.

Bukan kita tidak boleh kaya atau hidup enak, tetapi seperti Yesus katakan, bahwa untuk mendapatkan kehidupan yang kekal (baca: hidup yang enak) tidaklah mudah. Yesus menyuruh seorang muda untuk menjual seluruh hartanya dan memberi kepada orang miskin. Padahal anak muda ini sudah mengikuti semua perintah Yesus yang lain dan ia menjadi kecewa ketika mendengar hal tersebut.

Jemaat Tuhan, kita sering bertanya kepada anak-anak, kalau besar dan kaya terus mau apa? Anak-anak dengan polosnya akan berkata, mau punya mobil, rumah dengan kolam renang, dan sebagainya. Tapi coba tanyakan, “Terus buat Tuhan Yesus mau kasih apa?” Sebagian anak-anak bisa menjawab “Kasih doa aja...” Polos memang, tapi kita harus ajar anak-anak sejak usia dini untuk memberikan apa yang menjadi hak Tuhan, misalnya menyisihkan perpuluhan dari uang jajannya. Seberapa pun kecilnya tapi itulah yang dikehendaki Tuhan, bukan besarnya nilai yang diberikan, tapi ketaatan dan kejujurannya yang Tuhan lihat. Tidak mustahil, anak-anak akan hidup dalam kerajaan Allah dengan benar dan nyaman.

PEMBACAAN ALKITAB: Markus 10:17-27

PERENUNGAN: Apa yang sudah diajarkan kepada anak-anak kita tentang hidup didalam kerajaan Allah?

PENERAPAN:Ajarkan anak-anak, kekayaan yang sejati adalah jika kita hidup dalam DIA. Bukan tidak boleh untuk berusaha menjadi kaya, tetapi dalam berusaha tersebut, sertakan Tuhan selalu.

Jumat, 15 Juli 2011

MILIKI BELAS KASIHAN


“Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan,
ke tempat itu:dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan.” (Lukas 10:33)

Seorang pemuda sebut saja namanya Lukas. Dengan muka yang berbinar-binar menceritakan pengalaman yang baru saja dialami. Ketika dalam perjalanan pulang dari tempat kerja, di sekitar jalan Ahmad Yani Cempaka Putih , Jakarta, Lukas melihat seorang Bapak yang sedang mendorong sepeda motor. Bapak tersebut melambaikan tangannya kepada para pengguna jalan dengan harapan ada yang mau menolongnya. Ironisnya tak ada satu pun orang yang mempedulikan lambaian tangan Bapak itu. Di tengah rasa penasaran, Lukas menepikan kendaraan dan segera Bapak tersebut meminta sejumlah uang untuk sekedar membeli bensin karena sepeda motor yang ditumpangi kehabisan bensin. Tanpa berpikir panjang, Lukas memberikan sejumlah uang dan memberi tahu SPBU terdekat. Nilai inspiratif dari kisah di atas adalah berkaitan dengan sikap hati. Sikap Lukas adalah gambaran nyata dari orang yang memiliki belas kasihan dan peduli kepada sesama.

Ketika peristiwa itu terjadi, banyak orang yang lalu lalang dan melihat lambaian tangan Bapak tersebut. Tetapi tak satupun orang yang tergerak hatinya untuk sekedar menanyakan atau menawarkan bantuan. Berbeda dengan Lukas yang melakukan tindakan nyata yaitu menolong orang tersebut.

Jika kita mau membuka mata dan telinga, di sekitar kita saat ini banyak orang yang membutuhkan pertolongan. Munculnya beragam masalah sosial yang ada di sekitar kita adalah bukti bahwa mereka sedang membutuhkan pertolongan Tuhan melalui diri kita. Miliki belas kasihan diawali dari kepekaan dalam membaca masalah sosial yang sedang mengemuka. Bagaimanapun juga mereka adalah sesama kita yang berhak mendapat pertolongan dari Tuhan.

Sabtu, 02 Juli 2011

JUJUR SAJA TIDAK CUKUP


“Berilah dan kamu akan diberi...Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Lukas 6:38)

Suatu pagi menjelang Natal, di daerah Albany - New York, seorang tukang roti jujur bernama Van Amsterdam kedatangan seorang wanita tua yang memesan 1 lusin kue jahe. Namun ketika hendak menyerahkan bungkusan roti, wanita tua itu mengulurkan tangan dan menampiknya, ”Aku minta selusin dan Anda hanya memberi saya dua belas.” “Nyonya,” kata tukang roti, “Setiap orang tahu bahwa selusin itu dua belas.” Sang wanita bersikeras, “Menurut aku, selusin itu tiga belas. Beri aku satu lagi.”
Van Amsterdam tidak ingin dibodohi, “Nyonya, semua pelanggan saya mendapatkan persis apa yang mereka bayarkan - tidak lebih dan tidak kurang! Jadi Anda bisa mengambilnya ini!” Wanita itu berbalik pergi, tapi berhenti di pintu. “Van Amsterdam! Mungkin kamu jujur, tetapi hati kamu kecil dan kepalan tangan-mu tertutup. Belajarlah bagaimana menghitung lagi! “ Lalu wanita ini pergi. Sejak hari itu, entah kenapa, ia mulai ditinggalkan pelanggan.

Suatu malam itu ia bermimpi melihat seseorang yang membagikan hadiah Natal dari sebuah keranjang kepada banyak orang. Anehnya, meski banyak hadiah yang keluar, keranjang itu tidak pernah kosong. Dan pada gilirannya, Van Amsterdam pun memperoleh hadiah, yaitu sepotong kue jahe! Van Amsterdam terbangun dengan kaget dan merenungkan makna mimpinya itu. Ia bertekad memberi lebih dari apa yang diminta. “Di toko ini, dari sekarang, selusin adalah tiga belas,” Sejak itu tokonya menjadi ramai dan ia menuai kekayaan. Belajar dari Van Amsterdam, mari kita mulai memberi lebih.

BACA: 1 RAJA 17: 10 - 16

PERENUNGAN: Selain ketaatan dan iman, hal apa yang ‘mengundang’ mujizat kuasa Allah ?
PENERAPAN: Menurut Anda, prilaku seperti apa yang menunjukkan kemurahan hati dalam hidup sehari-hari ?

Kamis, 23 Juni 2011

UP DATE STATUS


“Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan
Allah” (2 Timotius 1:8)

Setiap kali membuka situs jejaring sosial facebook, ternyata banyak teman-teman yang mempromosikan makanan, sepatu, pakaian, tempat-tempat menarik dan pengalaman-pengalaman menarik yang mereka alami akan sesuatu hal. Apalagi bila disertakan dengan foto-foto yang mengundang selera akan makanan, pakaian yang menarik dan tempat-tempat asyik untuk didatangi. Sebuah informasi yang menarik.

Kira-kira mengapa mereka begitu antusias untuk meng-up date status dalam menginformasikan hal-hal tersebut kepada seluruh teman-temannya? Alasannya, karena mereka mengalami dan ingin orang lain juga mengalami pengalaman yang sama. Pengalaman pribadi yang menarik, unik, asyik, cenderung ingin dibagikan ke orang lain, itulah salah satu gaya hidup dalam jejaring sosial facebook.

Bagaimana dengan kita orang percaya? Apakah kita sudah memiliki gaya hidup yang ingin membagi berita sukacita, kabar baik, berita gembira bahwa ada keselamatan, kemenangan, ketenangan, penghiburan, pengharapan dalam Yesus Kristus Tuhan kita?
Pengalaman pribadi kita bersama dengan Tuhan merupakan daya pendorong untuk menjadi saksi Kristus dimanapun kita berada, karena ada kerinduan yang kuat agar orang lain juga mengalami keselamatan seperti yang kita alami, mengalami pengharapan seperti yang kita alami, mengalami penghiburan seperti yang kita alami. Biarkanlah semua teman-teman, sahabat dan kerabat kita mengetahui bahwa mengalami Kristus adalah sesuatu yang luar biasa! (BACA: Yohanes 4:39-42).

Jumat, 22 April 2011

KUASA DARAH YESUS


Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut”.
Pembacaan Alkitab: Wahyu 12:10-12; Yesaya 53:2-10.

Iblis adalah musuh yang sudah dikalahkan oleh Kristus. Tetapi kita berperang melawan iblis dan anteknya bukan untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Kita melawannya untuk memproklamirkan kemenangan Kristus. Memproklamirkan ini menuntut perjuangan dan tindakan. Bagaimana cara kita mengalahkan atau memproklamirkan kemenangan Kristus? Yaitu melalui darah domba Allah dan kedua, melalui kesaksian. Kita akan fokuskan renungan kita ini dengan darah Kristus. Kata ‘darah’ disebutkan 460 kali dalam Alkitab. Tidaklah heran, bila Anda memotong Alkitab maka ia akan ‘berdarah’. Dan darah ini mempunyai kuasa yang hebat:
• Pertama, darah Yesus mempunyai kuasa menebus. Alkitab berkata, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:7. Secara moral seseorang berada di luar penjara, namun diperlukan darah Yesus untuk mengeluarkan ia dari penjara. Kalimat ini bisa mengandung kebenaran yang nyata bahwa tanpa darah Yesus seseorang tidak bisa diselamatkan.
• Kedua, darah Yesus mempunyai kuasa menjangkau. Apa artinya? Mari kita lihat di Efesus 2:13, “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.” Sejak kejatuhan nenek moyang kita di dalam dosa, maka seluruh keturunannya berada dalam perseteruan dengan Allah. Antara Allah dan manusia terdapat jurang yang amat dalam dan lebar dan tidak mungkin ada yang bisa menyeberanginya. Perbuatan baik, amal, atau berkorban juga tidak akan bisa menjadi jembatan. Tetapi karena darah Yesus dicurahkan maka Yesus datang sebagai jembatan yang menghubungkan manusia dengan Allah.
• Ketiga, darah Yesus mempunyai kuasa menyucikan. Alkitab berkata, “…. dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa” (1 Yohanes 1:9). Siapakah yang bisa menyucikan dosa selain darah Anak Allah? Karena itulah darah Yesus amat unggul dan terbukti ampuh mendamaikan kita dengan Allah, menyucikan kita dari segala dosa, dan mengembalikan posisi yang pernah manusia miliki di hadapan Bapa.
Renungkan: Iblis dikalahkan oleh darah Anak Domba. Karena itulah kita wajib menyanyikan dan menyerukan mengenai darah Yesus ini, sebab proklamasi ini akan membuat iblis bergidik dan menyeringai dalam ketakutan. Ingat, Setetes darah Yesus lebih ditakuti iblis daripada ribuan senapan yang diarahkan kepadanya

Selasa, 22 Maret 2011

MENJADI MURID YESUS YANG KUAT


"Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya." Lukas 9:24
(Bacaan Alkitab: Lukas 9:22-27)

Menjadi orang Kristen tidaklah mudah karena kita mengemban tugas yang tidak sembarangan. Ketika kita memutus-kan untuk percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, status kita adalah MURID YESUS. Sebagai murid Yesus kita wajib melakukan semua perintah-perintah Yesus serta meneladani hidupNya sebagaimana tertulis: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6), sebab untuk itulah "...kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya" (1 Petrus 2:21).
Sungguh, untuk mengikut Yesus dibutuhkan komitmen yang tidak boleh dibuat main-main karena banyak tantangan yang akan kita hadapi dan kita pun harus melakukan kehendakNya dengan taat. Ketaatan adalah suatu proses di mana kita bisa dikatakan layak untuk menjadi murid Yesus atau tidak, sebab firman-Nya berkata, "...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23). Menyangkal diri dan memikul salib adalah syarat mutlak yang harus dijalankan oleh setiap murid Yesus. Melalui penyangkalan diri dan pikul salib kita belajar untuk memiliki kerendahan hati dan punya hati yang teachable (bersedia diajar), supaya kita menjadi murid Yesus yang kuat: tidak mudah lemah dan pantang menyerah.

Mengapa kita diijinkan melewati ujian atau tantangan? Ini adalah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kita beroleh pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya (baca 1 Petrus 1:7). Dalam mengikut Tuhan Yesus kita pun harus memiliki integritas dan jangan sampai ada kepura-puraan. Tidak ada kata setengah-setengah atau suam-suam kuku, sebab jika setangah-setengan atau suam-suam kuku, Tuhan berkata, "...Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Ada harga yang harus kita bayar! Banyak orang Kristen yang masih berkompromi dengan hal-hal duniawi.

Ketika kita melakukan semua perintah yang Tuhan ajarkan maka Dia berjanji: akan menyertai sampai pada akhir zaman (Matius 28:20b), dan mujizat yang luar biasa pasti akan kita alami. Lebih lanjut baca bahan Persekutuan Rumah Tangga minggu ini dengan tema: KUASA ALLAH DALAM PENGINJILAN.

Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." Lukas 9:62

Rabu, 16 Maret 2011

MAU DIAJAR OLEH ROH KUDUS


"Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." Yohanes 14:26
(Bacaan Alkitab: Yohanes 14:25-31)

Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang berbahagia karena senantiasa berada dalam pemeliharaan Tuhan. Tidak ada yang perlu kita takutkan karena ada satu Pribadi yang diutus Tuhan untuk menyertai hidup kita. Pribadi itu adalah Roh Kudus.
Roh Kudus memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap orang percaya. Dikatakan bahwa Roh Kudus "...yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingat-kan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." Jadi Roh Kudus yang menuntun, mengajar dan mengingatkan kita untuk selalu melakukan segala sesuatu seturut dengan kehendak Tuhan, karena Dia juga adalah Roh Kebenaran. Roh Kuduslah yang memberi kita kekuatan dan kemenangan untuk menghadapi tantangan dan pergumulan yang kita alami, karena "...Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Menerima Roh Kudus, karunia dan buah-buah Roh akan menjadi bagian dalam kehidupannya seperti tertulis: "...semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya." (1 Korintus 12:11). Ada pun tujuan diberkatinya karunia Roh Kudus adalah untuk memperlengkapi orang percaya dengan kuasa Tuhan sehingga pelayanannya berdampak. Tanda dari orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dihasilkannya buah-buah Roh dalam hidupnya, di mana buah-buah Roh itu ada sebagai hasil dari ketaatannya untuk dipimpin oleh Roh Kudus dalam hidup kita, kita mengalami proses pembentukan yaitu harus mau diajar dan dibentuk oleh Roh Kudus terlebih dahulu.
Kita semua bukanlah apa-apa tanpa penyertaan dari kuasa Roh Kudus, terlebih lagi dalam hal pelayanan. Petrus, seorang nelayan sederhana, diubahkan hidupnya menjadi luar biasa oleh karena ia memberi diri untuk diajar dan dibimbing oleh Roh Kudus.

Untuk mengalami terobosan rohani bersedialah diajar oleh Roh Kudus!

Jumat, 11 Februari 2011

HIDUP KEKRISTENAN ADALAH SEBUAH PROSES


"Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." Ibrani 5:14

Perjalanan hidup seorang Kristen harus mengalami pertumbuhan dari hari ke hari. Sebagaimana seorang bayi yang dilahirkan bukan sekedar menjadi bayi yang lucu dan imut selama bertahun-tahun, tapi pada saatnya ia akan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas, masuk ke jenjang pendidikan dan akhirnya menjadi seorang dewasa yang mandiri.

Demikian pula sebagai orang Kristen kita tidak hanya berhenti sebatas percaya kepada Kristus saja. Kita harus mengalami kelahiran baru, lalu terus berproses hingga menjadi seorang Kristen yang dewasa secara rohani. Itulah kehendak Tuhan bagi kita. Rasul Petrus menasihatkan, "...bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus." (2 Petrus 3:18a), agar supaya "...kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah." (Kolose 4:12). Apa yang dimaksud dengan dewasa rohani? Dewasa rohani berarti menjadi serupa dengan Kristus dalam hal karakter. Jadi setiap orang percaya harus memiliki perubahan hidup, .. salah satunya dalam hal karakter, yang semakin menyerupai karakter Kristus. Sudahkah karakter Kristus ada dan menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari? Memiliki buah-buah Roh adalah tanda bahwa seseorang memiliki karakter Kristus: "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Galatia 5:22-23a).

Dewasa rohani juga berarti mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dan mau melakukan ketaatan. Kita bukan hanya sekedar mahir dan paham akan isi Alkitab, namun perbuatan dan tindakan kita juga harus benar-benar selaras dengan firman tersebut. Perlu kita ketahui bahwa kedewasaan rohani itu tidak terjadi secara otomatis, tetapi merupakan suatu proses dan butuh kedisiplinan dari kita. Oleh karena itu "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8). Jangan sekali-kali menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena kedewasaan rohani tidak terjadi secara instan!

Mempelai Kristus adalah orang-orang Kristen yang dewasa.

Rabu, 02 Februari 2011

KESABARAN ADALAH KUNCI KEBERHASILAN


"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" Roma 12:12 (Baca Roma 12:9-21)

Menjadi orang yang sabar, bisa nggak ya? Pasti bisa. Harus kita akui bahwa kesabaran adalah salah satu karakter yang dapat menunjang kesuksesan seseorang, tapi tidak mudah untuk dimiliki. Bagi orang Kristen, memiliki kesabaran itu hukumnya adalah wajib, karena kesabaran adalah bagian dari buah-buah Roh. Kesabaran itu sebuah kekuatan, bahkan kekuatannya melebihi seorang pahlawan dan orang yang merebut kota (baca Amsal 16:32). Ibarat tanaman, kesabaran itu harus dirawat dan dipupuk setiap saat supaya dapat tumbuh dengan subur, dan pada saatnya berbuah lebat. Bila kita perhatikan, orang-orang yang sukses ternyata adalah orang-orang yang memiliki kesabaran. Tanpa kesabaran sulit untuk meraih kesuksesan. Banyak orang yang ingin berhasil dan sukses tapi tidak mau sabar dan tekun; maunya sukses secara cepat (instant), tidak mau menderita.

Kesabaran adalah kunci keberhasilan. Cobalah bertanyalah kepada orang-orang sukses di sekitar Saudara, mereka pasti akan mengakui bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kesabaran, karena keberhasilan itu tidak didapat secara kebetulan, melainkan melalui proses tahap demi tahap serta direncanakan dengan penuh kesabaran. Kesabaran membuat seseorang memandang jauh ke depan. Kita harus sabar, karena kesabaran menolong kita dari hal-hal yang merugikan diri sendiri. Kesabaran menolong kita untuk tidak terlibat suatu masalah dengan orang lain seperti tertulis: "Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan." (Amsal 15:18); Kesabaran menolong kita tetap kuat dalam menghadapi segala masalah dan tantangan yang ada.

Dalam pelayanan pemberitaan Injil, Paulus harus banyak mengalami ujian dan penderitaan, tapi dia tetap sabar menjalaninya. "Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga." (2 Korintus 1:6). Begitu pula untuk memperoleh jawaban doa dibutuhkan kesabaran untuk menunggu, karena waktu Tuhan bukanlah waktu kita.